[Life] Javed Aariz Prasetyo, My Little Sunshine

You are my sunshine
My only sunshine
You make me happy, 
when skies are gray
You'll never know dear
How much I love you
Please don't take my sunshine away

Ketika kamu masih ada didalam perut  bunda sering mendengarkan dan menyanyikan lagu ini untukmu. Dan sekarang untuk menyanyikan bait terakhir itu sungguh tak kuasa rasanya, karena kau sudah bahagia di surgaNya 😊

Sabtu 18 mei 2019, malam itu sekitar pukul 20.30 wib saya dan suami tiba di klinik Kehamilan Sehat di Palembang untuk kontrol rutin dan mau usg supaya bisa ketemu Captain (panggilan dari ayahnya,  mau laki-laki atau perempuan tidak masalah yang penting panggilannya Captain aja). Malam itu banyak sekali ibu hamil yang mau ketemu sama baby masing-masing. Jadi kami harus menunggu sampai pukul 23.00 wib baru bisa masuk untuk ketemu dokter.

Waktu menunggu rasanya mengantuk sekali dan pinggang pun sudah tak bersahabat karena pegal, tapi ketika sudah di dalam ruang periksa mata langsung segar dan senang sekali karena akhirnya bisa mengetahui keadaan juga bisa melihat kondisi bayi didalam kandungan seperti apa. Setelah menyampaikan keluhan apa saja yang saya alami selama hamil dan ikut berpuasa walau beberapa hari juga batal karena mual atau tidak enak badan lalu saya di usg, dokter pun memberitahukan usia kandungan saya sudah masuk 24 minggu, jenis kelaminnya seorang anak laki-laki.

Alhamdulillah senang sekali rasanya. Saya tidak pernah berdoa meminta khusus bisa mempunyai anak laki-laki, saya hanya berdoa apapun jenis kelaminnya semoga diberi kesehatan, janinku di kuatkan, kelak menjadi anak yang sholeh atau sholehah dan doa baik lainnya. Detak jantungnya bagus, kata dokter bayiku cukup besar untuk usia kandungan 24 minggu yaitu 680gr nanti kalau sudah memasuki usia 30 minggu saya harus menjaga makan. Padahal sekarang pun makan tidak terlalau banyak, sepertinya walau makanku sedikit tapi semua diserap olehnya. Karena setelah sempat turun 3kg diawal kehamilan terakhir menimbang hanya naik 2kg. Dan alhamdulillah air ketubannya pun cukup juga jernih, plasentanya pun tidak menutup jalan lahir. Tidak tampak ada kelainan apapun semua anggota tubuh lengkap, sehat, bagus, aman dan sangat berpotensi bisa melahirkan secara normal. Terima kasih ya Allah. 


Winhenna.blogspot.com 


Senin 20 mei 2019, hari ini suamiku harus pergi dinas luar jadi saya sendirian di kosan ya hanya bersama kucing-kucing ku saja. Hari ini saya masih berpuasa dan hanya menghabiskan waktu dirumah dengan tidur. Aktifitasnya paling hanya berbenah rumah dan memasak untuk buka puasa nanti. Menjelang sore perutku terasa sedikit mulas layaknya seperti ingin buang air besar biasa.  Ku pikir bukan hal besar. Namun ternyata semakin malam terasa semakin sakit, awalnya mulas, kemudian kram seperti ketika mau haid, makin lama makin sakit tapi masih bisa ditahan. Malam itu saya tidak bisa tidur sampai subuh, pukul 03.30 saya menelfon suami untuk membangunkannya sahur dan dia bilang untuk tidak usah berpuasa jika sakit.

Pukul 04.00 wib akhirnya saya baru bisa tidur sampai pagi dan saat itu sudah tidak terasa sakit lagi. Saya memutuskan untuk sarapan, setelah sarapan tiba-tiba perut bagian bawah mulai nyeri lagi dan badan pun berkeringat dingin. Sakitnya hilang timbul seharian. Karena di kosan saya hanya sendiri dan suami baru pulang malam, jadi malam itu kami baru bisa ke klinik bersalin di dekat kosan untuk memeriksakan kenapa perut saya sakit terus. Kebetulan kami tinggal disebuah kosan di Indralaya dan jauh dari keluarga masing-masing. 

Ketika di klinik dokter sedang tidak ada hanya ada bidannya saja. Ternyata sakit perut yang saya rasakan itu kontraksi. Bidan mulai memeriksa tensi darah, detak jantung bayi dan  sempat menelepon dokter untuk berkonsultasi kira-kira apa yang harus dilakukan kepada saya. Sempat ditanya apakah ada keputihan atau sempat berhubungan dengan suami. Jika keputihan saya jawab memang ada tapi tidak sering dan tidak banyak, setiap buang air saya pasti selalu mengeringkan bagian miss v dengan tissue atau handuk kering jadi jarang menemukan adanya keputihan. Karena saya tahu kalau celana dalam lembab bisa menyebabkan gatal dan keputihan.

Tapi kalau berhubungan hmm suami saya saja dinas luar dan sudah lama kami tidak berhubungan, walaupun berhubungan juga tidak akan terlalu lama yang mungkin bisa menyebabkan kontraksi. Jadi bidan pun memberikan obat pereda nyeri dan untuk menahan kontraksi seperti anjuran dokter dan meminta kami datang lagi besok siangnya untuk bertemu langsung dengan dokter. Lalu kami pulang, setelah minum obat itu nyeri yang saya rasakan tetap sama tidak berkurang. Semalaman harus menahan nyeri sungguh tak bisa dijelaskan. 

Besok siangnya kami kembali ke klinik untuk bertemu dokter. Setelah diperiksa dan di usg alhamdulillah kandungan saya masih baik-baik saja. Ketuban masih cukup dan jernih, detak jantung masih bagus, berat badannya malah bertambah jadi 700gr, dokternya mengatakan kalau bayinya masih anteng sekali didalam tidak ada masalah sama sekali. Saya pun tidak merasakan ada tanda-tanda pendarahan, ketuban rembes atau lainnya. Dokter pun tidak ada mengatakan bahwa ada tanda-tanda kelelahan seperti yang orang-orang katakan. Bagaimana bisa pula seharian dirumah, lebih banyak berbaring kemudian kelelahan ? Apakah ada orang yang kelelahan karena tiduran ? Saya rasa tidak mungkin bukan.

Selama ini saya juga jarang keluar rumah dan bisa dihitung hanya 1-3x seminggu itu pun paling hanya ke warung atau mini market, kalau ke Palembang pun tidak pernah selelah yang orang sangka selama ini, saya tetap istirahat dengan cukup. Kegiatan saya tidak seperti ibu lain yang mungkin bekerja sepanjang hari, harus naik motor atau mobil bolak balik kantor atau yang lainnya setiap hari. Waktu istirahat saya pun lebih dari cukup. Kegiatan dirumah pun rasanya tidak ada yang benar-benar menguras tenaga, jika pun lelah saya pasti akan langsung berbaring dan beristirahat.

Lalu dokter bilang kalau kontraksi masih berlanjut saya harus di rawat karena harus di observasi apa penyebabnya bisa terjadi kontraksi seperti itu sedangkan kondisi kandungan dan janin baik-baik saja. Kemudian dokter memberikan satu obat tambahan, jika sampai malam itu kontraksi masih berlanjut besok saya harus segera dirawat, dipasangi infus dan diperiksa secara lebih detail lagi. Setelah itu kami pulang, setelah minum obat rasa nyerinya masih hilang timbul dan benar saja malam itu rasa nyerinya makin menjadi. Saya dan suami pun memutuskan paginya akan ke rumah sakit besar di Palembang untuk di rawat saja disana. 

Kamis 23 mei 2019, rasa nyeri yang hilang timbul itu makin terasa menyakitkan. Suami saya izin ke kantor sebentar untuk absen, lalu dirumah saya sudah mempersiapkan barang-barang untuk dibawa ke rumah sakit.  Saya sempat mandi dengan air hangat untuk meredakan rasa nyeri itu. Lalu suami saya pulang untuk menjemput saya. Ketika baru masuk mobil rasa sakitnya lebih luar biasa lagi tapi tidak lama kemudian hilang, begitu terus sampai waktu posisi mobil ada di depan pintu tol saya merasa sudah tidak tahan lagi jadi saya meminta suami untuk kembali ke klinik bersalin yang kemarin saja karena lebih dekat. 

Sampai di IGD klinik tersebut rasa sakitnya makin menjadi jadi, rasanya seperti sangat ingin buang air kecil dan ada yang ingin sekali keluar. Jujur saja disana saya panik, sempat teriak kesakitan, setengah menangis dan memohon pada anakku untuk tidak keluar dulu saat itu juga. Itu yang selalu ku katakan ketika kontraksi berlangsung selama berapa hari sebelumnya "nak sabar ya, nanti kita ketemu saat kamu sudah siap, saat memang sudah waktunya 4 bulan lagi. Bunda mohon bersabarlah". Suami pun panik karena bidan juga sedang memanggil dokter dan mempersiapkan alat-alat dan aku masih sangat kesakitan. Kemudian bidan mulai memeriksa ternyata dibagian miss v ada keputihan yang sangat banyak dan sudah bukaan 4, tidak lama kemudian ketuban pun pecah semuanya keluar mungkin tak bersisa karena bajuku basah semua.

Lalu dokter datang memeriksa dan mengatakan ini harus dilahirkan. Sedih sekali rasanya mendengar itu, karena ini belum waktunya. Rasa sakit itu masih belum selesai, setelah dipasang infus saya diminta berjalan untuk pindah ke ruang bersalin di sebelah. Ketika berjalan ada dorongan yang ingin keluar lagi. Tapi belum boleh mengejan jika belum disuruh oleh bidan. Disana dokter sempat mengatakan bayi dengan usia 24 minggu ada kemungkinan bisa selamat tapi sangat jarang yang bisa hidup, mendengar itu kami hanya berusaha menerima apapun yang akan terjadi nantinya.

Kemudian bidan meminta suamiku untuk membelikan minuman, susu, kain dan pampers untukku karena kami tidak membawa persiapan untuk melahirkan, hanya membawa baju untuk dirawat saja. Saat itu bidan memeriksa kembali detak jantung bayiku yang tadi diruang igd masih ada dan saya tidak bisa mendengar detak apapun dan kulihat wajah bidannya sudah berubah. Saat itu saya hanya bisa terdiam saya tahu apa yang sudah terjadi dan saya paham betul bahwa memang paru-paru bayi di usia kandungan segitu belum sempurna dan dia masih bergantung pada cairan ketuban untuk bertahan hidup, saat itu suamiku masih diluar jadi dia tidak tahu bawah detak jantung Captain sudah tidak ada lagi. Saya masih harus menunggu bukaan lengkap sambil menahan sakit ditempat tidur , tidak sampai setengah jam dari ketuban pecah di igd tadi dorongan dari dalam semakin kuat, setelah diperiksa ternyata sudah bukaan lengkap dan saya sudah boleh mengejan untuk mengeluarkan si bayi tadi. 

Setelah beberapa kali mengejan bayiku keluar bagian pantat duluan karena memang posisi kepalanya masih diatas. Setelah bagian pantat kaki dan tangan sampai leher keluar, dorongan untuk keluar tiba-tiba menghilang, kepalanya masih terjepit disana. Saya sudah coba mengejan lagi tapi tidak bisa. Akhirnya saya diberikan obat induksi melalui infus untuk membantu agar kembali ada dorongan untuk mengejan dan mengeluarkan kepalanya.

Alhamdulillah setelah itu semua keluar langsung beserta plasentanya. Tidak lama setelah dia keluar saya mengangkat badan dan kepala untuk melihat tubuh mungilnya itu, karena saya tahu setelah itu saya tidak akan bisa melihatnya lagi. Sumpah tidak setetes pun air mata yang keluar saat itu. Suamiku pun sama tidak menangis sama sekali. Saat itu yang ku pikirkan hanyalah yang penting dia keluar dulu karena kasihan dan mungkin sudah ikhlas sejak tidak dapat mendengar suara detak jantungnya lagi tadi. Setelah itu bayiku dibersihkan dan dibungkus dengan kain yang tadi dibeli ayahnya. Kami berdua tidak ada yang menyentuhnya sama sekali. Hanya bisa melihat, sebelumnya suamiku diminta untuk mengabadikan untuk terakhir kalinya sebelum dia dibungkus dengan kain.


Winhenna.blogspot.com 


Saya masih harus menunggu dokter untuk memeriksa apakah masih ada yang tersisa didalam rahim dan untuk mendengar apa yang sebenarnya terjadi yang menyebabkan kelahiran dini ini. Saat menunggu saya masih bisa tenang dan bahkan bercanda dengan suami untuk menghibur diri. Setelah diperiksa masih ada sisa gumpalan darah di dalam rahim yang akan dikeluarkan dengan meminum obat, lalu dokter pun mengatakan kalau penyebab terjadinya kelahiran ini adalah keputihan yang berlebihan. Beliau menjelaskan bahwa keputihan memang bisa menyebabkan kontraksi dini, kalau pun sekarang selamat nanti dibulan-bulan berikutnya masih mungkin akan terjadi kontraksi dini juga.

Hanya satu hal itu penyebab yang disampaikan dokter, karena beliau tidak menemukan indikasi lainnya. Lalu dokter meminta kami jika kelak saya diberikan kepercayaan hamil lagi, jika sudah memasuki usia kandungan 4 bulan saya harus memeriksa tinggi mulut rahim ke jalan lahir. Karena keputihan juga bisa memendekkan jarak tersebut yang menyebabkan terjadinya kelahiran dini. Jika memang pendek nanti bisa di ikat jalan lahirnya supaya tidak bisa keluar sebelum waktunya . Beliau menambahkan saat hamil kondisi miss v wanita memang jauh lebih lembab dibanding sebelum hamil, jadi walaupun sudah dijaga kebersihannya dan  dikeringkan dengan tissue atau handuk setelah buang air masih tetap bisa terjadi keputihan berlebih.

Saat itu memang tidak ada setetespun air mataku jatuh, entah kenapa aku pun tak tahu. Tapi setelah pindah ke ruang inap. Disana baru rasa sedih itu muncul, rasa penyesalan dan semuanya mulai keluar bersamaan. Menyesal kenapa dokter masih memberikan ku obat saat itu, kenapa tidak langsung di rawat saja supaya lebih cepat ditangani. Merasa belum bisa memberikan yang terbaik untuknya, walau selama ini kami selalu berusaha memberikan yang terbaik. Mulai dari makanan, minuman, vitamin, susu, pemeriksaan rutin, memberikan kasih sayang berlimpah, membacakan alquran dan buku cerita, mendengarkan lagu dll,

Yang lebih membuat ku sedih adalah ketika melihatnya terbungkus kain yang diletakkan di kotak bayi dekat tempat tidurku, saya sudah mulai menabung sedikit demi sedikit supaya nanti bisa membelikannya baju yang bagus, sepatu, mainan apapun itu nantinya. Tapi yang kami belikan pertama kali bukanlah baju yang bagus dan hangat melainkan sebuah kain untuk membungkus di klinik dan kain kafan untuk dipakainya saat dimakamkan. Sungguh hati siapa yang tidak hancur jika mengalami semua ini, berat sekali rasanya.

Sore itu saya baru menangis dan langsung dipeluk oleh suami yang berusaha menguatkan, walau ku tahu seberapa rapuh hatinya. Saya tahu betul dia orang yang seperti apa, dia bisa dengan mudah menangis untuk hal sepele atau hal mengarukan lainnya, tapi saat itu dia benar-benar berusaha menjadi suami terbaik dan berusaha tampak sangat kuat. Mulai dari menenangkan ku di rumah, di igd, bahkan saat diruang bersalin dia yang mengingatkan ku untuk bernafas dengan benar, membantu bidan mengingatkan ku cara mengejan yang benar dan dia sedikitpun tak pernah menangis didepan ku hingga saat ini, dia selalu berusaha membuatku tersenyum dan setiap aku mulai menangis dia akan selalu memegang tangan dan memelukku erat menenangkanku. Aku sungguh bersyukur memilikinya sebagai suamiku, dia suami terbaik selamanya. Terima kasih sayang untuk semuanya πŸ’–

Sore itu mertua ku akhirnya datang untuk membawa si kecil Captain agar bisa segera dimakamkan didekat rumah mbahku di Palembang. Mencoba ikhlas melepaskannya, bayi yang selama ini ku jaga baik-baik. Yang selalu ku doakan setiap waktu, yang bahkan akhirnya tidak bisa ku sentuh sedikit pun. Ketika aku mengatakan padanya untuk keluar disaat yang tepat, aku menyadari ini adalah waktu yang memang telah ditetapkan untuknya. Dia memilih untuk "pulang" hari itu juga.

Malam itu saya masih harus dirawat sampai kondisi stabil, alhamdulillah orang tuaku juga sudah datang untuk menemani. Malam itu kami yang berada di klinik hanya bisa melihat proses pemakamannya melalui video call. Mulai dari dimandikan, dikafani hingga dikuburkan. Saya yang baru saja disuruh makan akhirnya tidak jadi makan karena melihat semua itu. Suamiku pun sempat keluar kamar karena tidak tega untuk melihatnya sampai selesai. Saya pun hanya bisa melihat dan mendoakan dari klinik saja. 

Esok paginya alhamdulillah saya sudah bisa pulang dan lagi-lagi rasanya sedih sekali ketika keluar kamar hampir semua ibu yang melahirkan disana membawa bayi saat pulang, saya hanya bisa menenteng tas tangan yang saya bawa sebelumnya.

Dua hari setelah kejadian itu saya baru menyadari bahwa payudara saya membengkak, ah iya setelah melahirkan otomatis akan mulai menghasilkan asi. Dan karena tidak ada proses IMD yang dilakukan akhirnya payudaraku bengkak semua, sangat sakit bahkan untuk bergerak. Lalu ibuku menyarankan untuk mengompresnya dengan air hangat, dipijat dan coba untuk dikeluarkan. Dan saat ini pun saya tak bisa menahan sedih sekali rasanya ketika banyak asi yang keluar tapi anakku tidak bisa menikmatinya sedikitpun.

Sedih sekali ketika saya harus membuang asi ini begitu saja. Ketika ibu menyusui lain sangat bahagia melihat banyaknya asi yang bisa di hasilkan untuk anaknya, saya justru merasa tersiksa. Saking banyak asi yang keluar sampai merembes basah ke baju, akhirnya saat kontrol ke dokter kemarin saya meminta obat untuk menghentikan produksi asi ini. Karena rasanya saya tidak sanggup jiwa dan raga jika harus meneruskan ini. 

Saya selalu percaya dengan jalan terbaik dari Tuhan, saya percaya bahwa ini memang sudah jalannya untuk kembali. Ini adalah janjinya dengan Tuhannya bahwa kesempatannya bersama kami hanya sampai disini. Jika memang sudah jalannya, kita yang hanya manusia biasa ini tidak bisa memaksakan apapun. Kun fayakuun. Tapi tetap berat untuk benar-benar ikhlas, untuk menerima kenyataan seberat ini. Beberapa bulan lalu saya memang pernah bermimpi bahwa anakku terlahir prematur. Saat bangun ku beristighfar dan bersyukur itu hanyalah mimpi. Tapi ternyata itu menjadi kenyataan, aku tak bisa berharap ini hanyalah mimpi. Karena saat ku terbangun dia sudah tidak ada. 

Rasanya baru saja kemarin saya bisa merasakan dia bergerak dalam perutku. Baru saja saya dengan bahagianya memberitahukan pada suami bahwa saya mulai bisa merasakan gerakannya. Saya senang melihat perut ini terus membesar seiring usia kandungannya. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Didalam perutku sudah tidak ada apa-apa lagi, dia sudah kembali. Banyak yang mendoakan bahwa kelak dia akan menjadi penghuni surga, dia akan menuntun, menjemput dan membawa kami ke surga. Saya hanya bisa mengaamiinkan semua doa baik itu. Yah dia sudah bahagia disana, kami disini hanya bisa mendoakan saja yang terbaik untuknya.

Satu hal dari kejadian ini adalah saya merasa mungkin ini memang jalan yang Tuhan inginkan untukku dan suamiku. Mungkin ini sebagai pengingat juga agar kami lebih dekat padanya. Mungkin selama ini kami kurang dalam beribadah dan bersedekah atau yang lainnya. Mulai berusaha berpikir positifnya saja, walaupun air mata kadang masih terus tumpah tanpa sengaja. Saat ini saya sedang melakukan pemulihan baik jiwa maupun raga. Begitupun suami saya. Kadang bukan saya tidak ingin menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, tapi ketika harus mengingat semua itu hanya air mata yang akan keluar lagi. Walau saya masih dengan senang hati bercerita tapi juga masih butuh waktu untuk menenangkan diri. Saya yakin semua pasti mengerti 😊

Terima kasih Tuhan atas kesempatan berharga yang telah diberikan pada kami, terima kasih saudara, keluarga, teman dan semuanya yang selalu memberikan dukungan dan bantuan untuk kami berdua. Terima kasih atas doanya, semoga kalian mendapatkan yang terbaik. Dan bagi ibu hamil lainnya jika sedang merasakan hal yang tidak biasa segeralah datang ke dokter kandungan atau bidan kalian untuk segera memeriksakan apa yang terjadi sebelum terlambat. 

Oh iya anak laki-laki pertama kami ini diberi nama Javed Aariz Prasetyo, sebenarnya nama ini saya siapkan sambil mencari nama lainnya dan menunggu nama dari ayahnya. Saya dan suami sepakat untuk saling mencari nama untuk anak kami kelak. Namun karena sementara hanya nama ini yang sudah siap jadi kami memutuskan untuk menamainya seperti ini. Javed diambil dari bahasa sanskerta yang artinya pengasih dan penyayang, lalu Aariz dari bahasa arab yang artinya pemimpin yang dihormati, serta Prasetyo dari nama ayahnya diambil dari bahasa jawa yang artinya setia dan kekuatan. Nama yang juga menjadi doa untuknya. Terima kasih banyak telah hadir dalam kehidupan kami nak, semoga kau selalu bahagia disana ya Aariz ku sayang. Peluk cium dari ayah dan bunda disini untukmu yang tercinta, tunggu kami dan jemput kami kelak ke surga ya nak 😊

Komentar

  1. Namanya bagus banget. InsyaAllah nanti akan jumpa lagi dengan Javed, si anak Surga di saat yang tepat. Amin.

    BalasHapus
  2. Demiapopun netesin air mata. Yg kuat mb, Tuhan pasti kasih yang terbaik. Jd penasaran hikmah apa yg akan diberikan ke kluarga mb smpe Dia berikan ujian sebesar ini:((

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cupcupcup *sodorin tissue*. Aamiin, insya allah kami kuat mbak. Apapun yg akan terjadi kelak itu pasti yg terbaik utk kami 😊

      Hapus
  3. Semoga kuat ya mbak dan suami, adik kecil sudah bahagia di sisi-Nya. Salut sama mbak winda bisa menceritakan ini semua :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin,
      Disini saya sekalian mau berbagi siapa tau cukup bermanfaat bagi bumil lainnya, bisa jadi pelajaran untuk kedepannya 😊

      Hapus
  4. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.. Yg sabar ya mbak. Sedih bgt bacanya. Btw namanya bagus. Alfatihah untuk dedek Javed aamiin :)

    BalasHapus
  5. Wah sedih bacanya. Smg dedek di surga dan buat mba yg tabah ya. Allah tahu yg terbaik utk hamba-Nya. Keep strong

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Allah. We're strong πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

      Hapus
  6. Semangat y win kami d sini hanya ba mendoakan yg terbaik untuk semua

    BalasHapus
  7. Insya Allah setiap kejadian yg trjd sll ada hikmah di sana.. Semangat trs Winda dan suami smg kjadian yg baik akan trjd stlh ini😘 pengen konsultasi konseling sm putri boleh win gratis☺

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] Nyobain skincare artis worth it gak? - Secret Wish by Angel Lelga

[Review] Lacoco Watermelon Glow Mask, bikin lembab dan cerah